PALANGKARAYA – Pembangunan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah ini, sebenarnya dapat dimaksimalkan 10 tahun lebih cepat. Asalkan itu dilandasi dengan adanya perhitungan yang terukur dan konsep perencaaan yang matang, baik itu mulai dari rencana pembangunan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Demikian hal itu disampaikan oleh Bakal Calon Gubernur Kalteng, Willy Midel Yoseph, saat diwawancarai awak media, Minggu (08/09/2024) sore.
“Berbicara membangun Kalteng, sebenarnya itu bukan lah suatu perkara yang mudah, jika itu tidak dilandasi dengan suatu perencanaan yang terukur, baik itu perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Karena, bagaimana pun untuk mencapai suatu tujuan, tentu harus ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Persiapan-persiapan yang dimaksud, yakni mulai dari sdm maupun infrastruktur itu sendiri,”kata Willy.
Menurutnya, kita patut bersyukur, Kalimantan Tengah ini memiliki wilayah yang sangat luas bahkan daerah terluas di Indonesia paska Kaltim dimekarkan ke Kaltara dan Papua dimekarkan ke 3 provinsi baru. Kalteng, terdiri atas 13 kabupaten 1 kota dengan 136 kecamatan dan 1.571 desa/kelurahan. Tentu, itu bisa menjadi suatu kekuatan dan sebaliknya justru bisa menjadi kelemahan kita dalam membangun daerah.
“Adapun alasan, kenapa kita harus membangun Kalteng ini 10 tahun lebih cepat, ya karena Kalteng jauh tertinggal jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Saya menyatakan ini, bukanlah tanpa dasar namun hal itu berdasarkan pengalaman sebagai wakil rakyat asal Kalteng yang duduk di Senayan (DPR RI,red). Dimana, wilayah kerja saya sebagai anggota DPR RI tidak hanya sebatas Kalteng, tapi seluruh wilayah Indonesia ini adalah wilayah kerja saya. Sehingga, saya pun dapat menggambarkan perbandingan dengan daerah-daerah lain di Indonesia,”katanya lagi.
Maka dari itu, ia pun bertekad ketika diberikan amanah oleh rakyat untuk memimpin daerah ini untuk 5 tahun ke depan, yakni ingin membangun Kalteng 10 tahun lebih cepat, atau mengejar ketertinggalan dari daerah provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
“Lalu, menjadi pertanyaan apa yang bisa kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan itu? Nah, kuncinya adalah saling bekerjasama untuk melaksanakan pembangunan yang koneksitas. Maksudnya, yakni tidak ada lagi ini si ‘Bos’ atau ini si ‘Komandan’. Artinya, Gubernur sebagai koordinator karena dia sebagai wakil pemerintah pusat yang ada di provinsi. Kemudian, Bupati Walikota DPRD yang ada di lingkup provinsi kabupaten maupun kota adalah satu-kesatuan perangkat yang harus digerakkan bersama dalam satu tujuan untuk membangun daerah sehingga pembangunan dapat dilaksanakan secara Harmonis,”ungkap Willy.
Lebih dalam, Willy pun menguraikan setiap daerah, kabupaten ataupun kota harus bisa memetakan apa yang menjadi kelemahan dan apa yang menjadi keunggulan daerah-nya.
“Setiap daerah, diharapkan dapat melakukan mapping (pemetaan,red) terhadap potensi-potensi yang dimiliki. Sehingga demikian, pembangunan antar daerah satu dengan daerah lainnya dapat saling ketemu (terkoneksi,red). Untuk itu, apabila nanti pasangan Willy-Habib diamanatkan menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur Kalteng, akan mengupayakan di 136 kecamatan se-Kalteng, di setiap kecamatannya harus ada 1 set alat berat. Dimana, alat berat itu diharapkan dapat digunakan untuk membuka jalan, membuka irigasi dan membuka keterisolasian menuju ke sentra-sentra ekonomi,”imbuhnya.
Yang pasti, sambung Willy, menjadi fokus pemerintah daerah nanti, paling dasar-nya adalah mempersiapkan sumber daya manusianya terlebih dahulu. “Karena, sebagus apapun perencanaan, jika tidak didukung dengan sdm yang baik, maka semua perencanaan yang telah dipersiapkan akan sangat sulit diwujudkan. Untuk itu, kami juga akan berfokus pada peningkatan kualitas sdm melalui jalur pendidikan,”tandasnya. (Yn)