JAKARTA – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S, menjadi salah satu peserta yang terpilih untuk mengikuti pelatihan dengan tema “Executive Course on Geopolitics, Geostrategy, Geoeconomics and Statecraft” yang digagas oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 26 September 2024 hingga 2 Oktober 2024 secara hybrid (daring dan luring).
Sekedar diketahui, kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 60 Rektor PTN dan PTS Se-Indonesia yang terpilih. Pelatihan ini digagas oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bekerjasama dengan Universitas Pertahanan diisi dengan berbagai macam materi, diantaranya Ketahanan Pangan (Food Security); Pencegahan Korupsi serta Praktik Baik Pemerintahan (Corruption Prevention and Good Governance); Karakter Anti Korupsi Pimpinan Indonesia di Masa Depan (Anti-Corruption Character for Indonesian Future Leader); serta Transformasi Kesehatan di Indonesia (Health Transformation in Indonesia). Selama kegiatan diisi dengan materi, diskusi kelompok serta makalah individu.
Menjadi pemateri pelatihan, diisi oleh sederet Menteri aktif di Kabinet Indonesia Maju, diantaranya Dr.(Hc) Zulkifli Hasan, S.E., M.M; Dr. (Hc) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A; Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, M.P; Bahlil Lahadalia, S.E., M.Si; Kapolri Jenderal Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si; Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, S.E., M.Si; Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. Sanitiar Burhanuddin, S.H., M.M, serta Menteri Pertahanan Republik Indonesia sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Palangka Raya, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S., dalam makalahnya mengangkat tema “Resolusi Keberlanjutan Program Food Estate di Kalimantan Tengah dalam Perspektif Geostrategi”.
Diutarakannya, resolusi keberlanjutan program food estate meski dilihat sebagai bagian dari geostrategi bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman global terkait krisis pangan. Kebijakan ketahanan pangan tidak dapat lagi dilihat hanya dalam perspektif pemerintah ‘top-down’. Akan tetapi meski dilihat secara berimbang yakni secara ‘bottom-up’.
“Dalam agenda kritis dan sementara program food estate bisa menjadi solusi jangka pendek, bisa menghasilkan pangan meski tidak optimal. Namun dalam agenda permanen food estate meski ditinjau lebih kompleks lagi agar dapat berproduksi secara optimal dan berdampak minimal terhadap kerentanan sosial dan lingkungan,”paparnya.
Selanjutnya, di hari terakhir kegiatan juga diumumkan ada 10 peserta terbaik, dimana Rektor Universitas Palangka Raya berhasil menorehkan prestasi menjadi salah satu peserta terbaik.
“Tentunya penghargaan ini adalah hal ini sangat membanggakan bagi seluruh civitas Akademika Universitas Palangka Raya, dimana selanjutnya Universitas Palangka Raya bisa ikut terlibat dalam Riset dan Kajian terkait dinamika geopolitik global dan dampaknya terhadap kebijakan nasional maupun internasional, serta peran UPR dalam ikut serta merumuskan Pembentukan Kebijakan untuk terlibat dalam memberi masukan kebijakan kepada pemerintah terkait isu-isu geopolitik, dimana ini momen yang sangat bagus, terlebih IKN sudah didepan mata, dan Provinsi Kalimantan Tengah berperan sebagai provinsi penyangga IKN,” tutup Prof. Salampak. (YN)