Menu

Mode Gelap
Pantau Takaran BBM di SPBU Kasongan, Pemkab Katingan Tak Temukan Pelanggaran Pemkab Katingan Temukan Minyakita Kurang Dari 1 Liter di Pasar Kasongan dan Kereng Pangi Asdy Narang: Pelaksanaan Pembangunan Harus Direncanakan Dengan Matang DPRD Palangkaraya Dorong Pemkot Berikan Bantuan Pupuk dan Alat Pertanian untuk Petani Lokal Wakaf Uang Jadi Kunci Baru Majukan Pendidikan dan Ekonomi Syariah di Kalteng Dukung Swasembada Pangan, Bupati Minta Seluruh Desa di Katingan Siapkan Lahan

EKONOMI & BISNIS

OJK Tingkatkan Kualitas Pengelolaan Risiko dengan Standar Global

badge-check


					Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra S. Perbesar

Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra S.

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen meningkatkan pengelolaan risiko internal guna memperkuat tata kelola dan integritas di sektor keuangan Indonesia. Salah satu langkah penting yang diambil adalah penerapan combined assurance dan three lines model, serta penerapan kerangka kerja internasional yang mengacu pada Global Internal Audit Standard (GIAS). Langkah-langkah ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas OJK dalam menjaga stabilitas sektor keuangan nasional.

Dalam sambutannya pada acara NGOPI PAGI – NGObrolin Pengawasan Internal, PenguAtan Governansi, dan Integritas Bareng ARK yang digelar secara hybrid di Jakarta pada Selasa, 4 Februari 2025, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa OJK mengedepankan standar internasional yang sudah diakui dan diterima secara global. “Kami tidak hanya berbicara teori, tetapi kami mengacu pada standar yang telah diakui dunia dan mengadaptasinya ke dalam sistem nasional dengan komitmen yang sangat kuat,” tegas Mahendra.

Sementara itu, Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menambahkan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang Combined Assurance—suatu proses terintegrasi antara assurance dan consulting yang dilakukan secara sistematis, selaras, dan menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan mengurangi redundansi tugas yang berulang, serta memastikan keselarasan dalam berbagai proses yang melibatkan tata kelola, manajemen risiko, pengendalian internal, pengendalian kualitas, dan kepatuhan guna mencapai tujuan organisasi yang lebih besar.

Sophia juga menekankan bahwa OJK telah mengimplementasikan early adoption terhadap Global Internal Audit Standard (GIAS) sejak tahun 2024. Implementasi ini merupakan langkah strategis untuk mengadopsi standar internasional dalam audit internal dan pengawasan, guna meningkatkan transparansi dan kredibilitas sektor keuangan Indonesia. “Dengan mengadopsi GIAS, OJK berharap dapat lebih efektif dalam menjalankan peran pengawasan dan audit, serta menjaga stabilitas sektor keuangan,” ungkap Sophia.

Pada kesempatan tersebut, sejumlah pemaparan terkait GIAS Protocol dan strategi implementasi Pedoman GIAS 2024 juga disampaikan. Di antara topik yang dibahas adalah tantangan dan solusi dalam penerapan Combined Assurance Plan 2025, serta implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). Pembahasan ini menggali lebih dalam mengenai bagaimana OJK dapat memperkuat pengawasan internal dengan menggunakan metode dan pendekatan berbasis standar internasional yang lebih mutakhir.

Tak hanya itu, diskusi juga menyentuh tentang pentingnya peran lini pertama dalam implementasi GIAS dan Combined Assurance. Keterlibatan semua lini dalam penguatan budaya sadar risiko dan kualitas di OJK sangat ditekankan untuk membangun sistem pengawasan yang lebih kokoh dan responsif terhadap perubahan. “Peran 1st Line dalam implementasi GIAS adalah kunci untuk mewujudkan pengelolaan risiko yang efektif dan menjaga integritas organisasi,” jelas Mahendra.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan penting, di antaranya Presiden The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, Angela Simatupang, serta Anggota Dewan Audit OJK, Deputi Komisioner, dan Kepala Satuan Kerja OJK. Kehadiran mereka menjadi bukti komitmen bersama untuk memperkuat kualitas tata kelola dan transparansi sektor keuangan Indonesia.

Diharapkan, dengan terus memperkuat kolaborasi antarlini dan mengutamakan continuous improvement, OJK dapat lebih gesit dan adaptif dalam menghadapi dinamika perubahan serta perkembangan risiko di masa depan. Melalui penerapan combined assurance (CA) dan peningkatan kesadaran budaya risiko serta kualitas, OJK berupaya menciptakan sektor keuangan yang lebih stabil, transparan, dan berintegritas. (Red/OJK)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Pantau Takaran BBM di SPBU Kasongan, Pemkab Katingan Tak Temukan Pelanggaran

14 Maret 2025 - 19:22 WIB

Pemkab Katingan Temukan Minyakita Kurang Dari 1 Liter di Pasar Kasongan dan Kereng Pangi

14 Maret 2025 - 18:51 WIB

Asdy Narang: Pelaksanaan Pembangunan Harus Direncanakan Dengan Matang

14 Maret 2025 - 09:16 WIB

DPRD Palangkaraya Dorong Pemkot Berikan Bantuan Pupuk dan Alat Pertanian untuk Petani Lokal

14 Maret 2025 - 09:14 WIB

Wakaf Uang Jadi Kunci Baru Majukan Pendidikan dan Ekonomi Syariah di Kalteng

13 Maret 2025 - 23:07 WIB

Trending di EKONOMI & BISNIS