PALANGKARAYA – Universitas Palangka Raya (UPR) menjajaki peluang kerja sama riset dengan IPB University dalam bidang farmasi, khususnya pengembangan etnomedicine berbasis biodiversitas khas Kalimantan. Pertemuan ini berlangsung belum lama ini di Palangka Raya.
Rektor UPR, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S., menyampaikan harapannya agar UPR dapat belajar dari IPB University yang telah lebih dulu sukses dalam pengembangan akademik, penelitian, hingga pengelolaan keuangan mandiri sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
“Kami ingin UPR bisa belajar dari keberhasilan IPB dalam meningkatkan kualitas akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, termasuk dalam pengelolaan pola keuangan mandiri (PTNBH),” ujar Prof. Salampak, baru-baru ini.
Diskusi ini menyoroti pemanfaatan biodiversitas lahan gambut dan daerah aliran sungai (DAS) Kalimantan sebagai bahan dasar biofarmaka berbasis kearifan lokal. Menurut Prof. Salampak, potensi Kalimantan sangat besar dan bisa menjadi sumber bahan obat alami yang bermanfaat luas.
“Pemanfaatan tanaman obat khas Kalimantan sangat potensial. Kita ingin menggali lebih dalam, mengembangkan, dan memastikan manfaat ilmiah serta ekonomi dari pengolahan bahan-bahan alami ini,” jelasnya.
Kesepakatan pembentukan grup riset bersama pun tercapai dalam pertemuan tersebut. Kedua institusi akan segera merancang roadmap penelitian bersama untuk mempercepat realisasi proyek ini.
Selain riset farmasi, UPR juga mendorong penguatan jaringan internasional guna mendukung publikasi ilmiah dan membuka akses hibah riset bersaing di tingkat global.
“Dengan kerja sama ini, kita berharap dapat meningkatkan daya saing akademik dan kontribusi dalam pengembangan obat berbasis bahan alami Kalimantan,” tambah Prof. Salampak.
Pertemuan ini turut dihadiri perwakilan IPB University, yaitu Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat Agromaritim, Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr., serta Kepala Lembaga Riset Internasional, Prof. Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, M.Sc.Agr.
“Semoga kolaborasi ini bisa menghasilkan terobosan baru bagi pengembangan riset berbasis kearifan lokal Kalimantan,” tandas Salampak. (Red/Adv)