AKADEMIKAHEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYA

Olahan Ikan Lokal Jadi Solusi Cegah Stunting di Pahandut

8
×

Olahan Ikan Lokal Jadi Solusi Cegah Stunting di Pahandut

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Tim PkM Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UPR bersama peserta pelatihan olahan ikan di Kelurahan Pahandut, Palangka Raya.

PALANGKARAYA — Upaya meningkatkan gizi anak sekaligus menekan angka stunting terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya (FISIP UPR) menggelar kegiatan bertajuk “Diversifikasi Pangan Olahan Ikan sebagai Upaya Meningkatkan Gizi Anak dan Pencegahan Stunting di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”, pada Minggu, 19 Oktober 2025 lalu.

Kegiatan tersebut menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, serta bebas dari ancaman stunting. Tim PkM Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UPR beranggotakan Nadya Grestyana, S.Sos., M.Si. selaku ketua tim, bersama Gradila Apriani, S.T., M.Si.; Subhan Ilham Thareq, S.I.P., M.P.A.; Iin Aprillina, S.Sos., M.AP.; serta para mahasiswa FISIP UPR: Khairunnisa Nor’Aini, Maulida Hardiyanti Rusmanda, Novi Nur Aeni, Muhamad Risky Hidayat, dan Tio Palentino.

Sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan ini difokuskan pada pemberian edukasi dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga, tentang pentingnya pemanfaatan ikan lokal sebagai bahan pangan bergizi yang mudah diolah dan bernilai tambah.

Sebanyak 20 peserta yang merupakan ibu-ibu dari RT 01 Pelabuhan Rambang, Kelurahan Pahandut, ikut ambil bagian dalam pelatihan tersebut. Mereka diajak untuk mempraktikkan langsung pembuatan aneka olahan ikan seperti dimsum ikan dan nugget ikan, yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua Tim PkM, Nadya Grestyana, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program nasional percepatan penurunan angka stunting melalui pendekatan gizi berbasis potensi lokal. Menurutnya, masyarakat perlu diajak untuk melihat ikan tidak hanya sebagai bahan lauk biasa, tetapi juga sumber inovasi pangan yang disukai anak-anak.

“Ikan merupakan sumber protein hewani yang melimpah di Kalimantan Tengah. Melalui pelatihan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih kreatif mengolah ikan agar disukai anak-anak dan menjadi bagian dari kebiasaan makan sehat keluarga,” ujar Nadya, Senin (27/10/2025).

Lebih lanjut, Nadya menuturkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar mengajarkan resep, tetapi juga membuka wawasan tentang pentingnya pola konsumsi bergizi yang dapat mendukung tumbuh kembang anak. Melalui pendekatan edukatif dan praktik langsung, para ibu peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya.

Ia pun menambahkan, pelatihan ini juga mendorong masyarakat untuk menggali potensi ekonomi dari hasil olahan ikan lokal. Dengan keterampilan yang diperoleh, para ibu dapat mengembangkan usaha kecil berbasis kuliner sehat yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarga, tetapi juga menjadi sumber penghasilan tambahan.

Selain itu, Nadya mengapresiasi antusiasme peserta yang sangat tinggi selama kegiatan berlangsung. Para peserta aktif bertanya, berdiskusi, dan mencoba berbagai teknik pengolahan ikan yang diajarkan oleh tim dosen dan mahasiswa. Suasana pelatihan pun berlangsung interaktif dan penuh semangat kekeluargaan.

“Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat Kelurahan Pahandut, khususnya di wilayah Pelabuhan Rambang RT 01, tentang pentingnya gizi seimbang. Kami juga ingin menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan bahan pangan lokal secara kreatif dan berkelanjutan,” ujarnya lagi.

Ia menegaskan, dengan kolaborasi yang berkelanjutan antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, tujuan menciptakan generasi bebas stunting bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.

“Yang terpenting adalah keberlanjutan dan kesadaran bersama untuk hidup sehat melalui pangan lokal yang bergizi dan mudah dijangkau,” tandas Nadya. (Red/Adv)

+ posts