AKADEMIKAHEADLINENASIONALPEMKOT PALANGKA RAYAPEMPROV KALIMANTAN TENGAH

Eksistensi Bawang Dayak UPR ‘Menggema’ di KMI Expo 2025

32
×

Eksistensi Bawang Dayak UPR ‘Menggema’ di KMI Expo 2025

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Mahasiswa UPR yang berhasil meraih prestasi dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2025 yang digelar di Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah, pada 17–21 November 2025.

MAGELANG – Inovasi pangan berbasis bahan lokal Kalimantan Tengah kembali mendapatkan panggung nasional melalui kehadiran Brownchips Bawang Dayak karya mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) pada KMI Expo 2025 di Universitas Tidar, Magelang. Produk yang memadukan bawang dayak dan tepung ubi manggala ini menghadirkan konsep pangan modern dengan mempertahankan karakter bahan baku khas daerah.

Sejak hari pertama kegiatan, Brownchips Bawang Dayak menjadi salah satu produk yang menyedot perhatian publik dan juri. Keunikan rasanya yang khas serta pendekatan produksinya yang higienis membuat produk ini dianggap sebagai representasi inovasi pangan lokal yang siap bersaing secara nasional.

Pengunjung yang mendatangi booth UPR mengapresiasi bagaimana produk tersebut berhasil memadukan unsur tradisional dengan teknik pengolahan modern. Bawang dayak—tanaman yang secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah sebagai bahan herbal—kini hadir dalam bentuk camilan renyah berstandar komersial. Transformasi ini tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Baca Juga  Pelatihan Keterampilan Pembuatan Roti Perkuat Kapasitas UMKM Palangka Raya

Dalam konteks yang lebih luas, Brownchips Bawang Dayak membuktikan bahwa inovasi pangan yang berakar pada tradisi dapat diterima pasar selama dikembangkan dengan konsep bisnis yang matang. Produk ini menandai langkah penting mahasiswa UPR untuk membawa bahan pangan lokal tampil sejajar dengan produk daerah lain yang telah lebih dulu dikenal.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UPR, Wijanarka, S.T., M.T., menegaskan bahwa inovasi pangan lokal merupakan salah satu kekuatan strategis Kalimantan Tengah, terutama ketika dikembangkan oleh generasi muda. “Bawang dayak adalah identitas daerah sekaligus kekayaan hayati yang luar biasa. Sebagai tanaman tradisional, ia menyimpan sejarah panjang masyarakat kita. Ketika mahasiswa mengolahnya menjadi produk modern, itu bukan hanya soal berdagang, tetapi juga menjaga keberlanjutan budaya dan sumber daya lokal,” ujarnya, baru-baru ini.

Baca Juga  Disiplin Aparatur Dishub Diperiksa Bupati Saat Sidak Apel Pagi Muara Teweh

Ia menambahkan bahwa keberhasilan inovasi seperti Brownchips Bawang Dayak adalah bukti bahwa mahasiswa memiliki sensitivitas terhadap nilai tradisi sekaligus keberanian untuk berkompetisi secara nasional. “Kekuatan lokal selalu relevan. Tantangannya adalah bagaimana mengemasnya secara kreatif. Dan di sinilah mahasiswa UPR menunjukkan kapasitasnya,” katanya.

Wijanarka menilai bahwa inovasi pangan berbasis kearifan lokal merupakan salah satu kategori yang berpotensi berkembang pesat dalam industri kreatif. Dengan strategi pemasaran yang tepat dan komitmen menjaga kualitas produksi, produk tersebut memiliki peluang memperluas pasar di luar Kalimantan.

“Ini adalah langkah awal yang sangat baik. Kita tidak hanya memperkenalkan produk, tetapi juga memperkenalkan identitas daerah. Itulah kekuatan yang membuat inovasi ini mampu bersaing secara nasional,” tutupnya. (Red/Adv)

Baca Juga  Aroma Lokal Kalimantan Tengah 'Harum' di Ajang Nasional Melalui Parfum Roll On Atsiri UPR
+ posts