AKADEMIKAHEADLINEPEMKAB PULANG PISAU

Tingkatkan Pengetahuan Petani Lokal, Tim PDPPM-LPPM UPR Gelar Pelatihan Olahan Semangka di Desa Henda

44
×

Tingkatkan Pengetahuan Petani Lokal, Tim PDPPM-LPPM UPR Gelar Pelatihan Olahan Semangka di Desa Henda

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Suasana pelatihan pembuatan teh kulit semangka bersama warga Desa Henda.

PULANG PISAU – Upaya memperkuat peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat kembali dilakukan Tim Program Dosen Pendamping Pemberdayaan Masyarakat (PDPPM) LPPM Universitas Palangka Raya (UPR) 2025 melalui pelatihan pembuatan teh kulit semangka dan pencatatan keuangan sederhana bagi warga Desa Henda, Kabupaten Pulang Pisau, pada Minggu, 28 September 2025 lalu.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh tim yang diketuai Pratiwi Hamzah, S.M., M.M., Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPR, bersama anggota yakni Dr. Hj. Revi Sunaryati, M.M., Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian; Dr. Meitiana, M.M., Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis; serta mahasiswa pendamping Ela Afrida Purba, dan Halima.

FOTO Ist. : Tim PDPPM-LPPM UPR berfoto bersama di selah kegiatan Pelatihan Olahan Semangka di Desa Henda

Ketua Tim, Pratiwi Hamzah, S.M., M.M., menjelaskan bahwa sasaran pelatihan adalah masyarakat Desa Henda, khususnya kelompok tani dan ibu-ibu rumah tangga yang bergelut dalam pertanian semangka. Menurutnya, kelompok tersebut masih menghadapi beragam persoalan sosial dan lingkungan dalam pengelolaan hasil pertanian.

“Kami melihat potensi besar yang sebenarnya dapat berkembang lebih jauh jika masyarakat memiliki akses terhadap keterampilan baru. Pelatihan ini menjadi ruang untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mengolah hasil panen secara mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia memaparkan bahwa persoalan sosial yang dihadapi warga Desa Henda antara lain ketergantungan terhadap tengkulak, sehingga pendapatan petani tidak stabil dari waktu ke waktu. Ditambah lagi, minimnya pemahaman kewirausahaan serta kemampuan pencatatan keuangan membuat sebagian besar ibu-ibu petani sulit mengelola usaha rumahan secara sistematis.

Selain itu, belum adanya inisiatif hilirisasi berbasis rumah tangga untuk mengolah panen berlebih atau buah yang tidak layak jual menyebabkan nilai tambah ekonomi tidak sepenuhnya dinikmati petani. Kondisi tersebut dinilai menjadi salah satu hambatan perkembangan ekonomi desa.

Baca Juga  PLN Siagakan 434 Personel Jaga Kelistrikan Selama Lebaran di Kalimantan Tengah

Dari sisi lingkungan, Pratiwi menyoroti tingginya limbah kulit semangka pasca panen yang selama ini hanya menjadi tumpukan sampah organik. Belum adanya sistem pengelolaan limbah yang ramah lingkungan semakin memperlihatkan perlunya inovasi pengolahan berbasis konsep zero waste.

“Padahal bahan yang dianggap limbah ini dapat menjadi peluang ekonomi jika diolah dengan benar. Ini yang ingin kami tanamkan kepada warga,” ujarnya lagi.

Melalui kegiatan tersebut, Pratiwi menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah memberikan transfer pengetahuan dan mengenalkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan untuk mengolah kulit semangka menjadi produk teh bernilai konsumsi. Di samping itu, program ini turut mendorong peningkatan kapasitas kelompok tani dalam mengembangkan usaha kecil berbasis komoditas lokal.

Ia berharap pelatihan ini dapat membantu petani bertransformasi dari sekadar produsen bahan mentah menjadi pelaku agroindustri rumah tangga yang mampu menghasilkan produk turunan yang bernilai jual.

“Dengan keterampilan pascapanen dan pemanfaatan teknologi tepat guna, posisi tawar petani dapat meningkat dan jenis usaha yang mereka kelola pun menjadi lebih variatif,” jelasnya.

Sementara itu, perwakilan petani semangka Desa Henda, Wawan, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, pelatihan tersebut membuka wawasan baru bagi warga dalam melihat limbah pertanian sebagai peluang yang sebelumnya tidak terpikirkan.

“Selama ini kulit semangka hanya dibuang, tetapi ternyata bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat. Pengetahuan ini sangat penting bagi kami yang hidup dari hasil pertanian,” ungkapnya.

Wawan menambahkan bahwa materi pencatatan keuangan sederhana sangat membantu ibu-ibu petani dalam mengelola usaha rumahan.

Baca Juga  Pemkot Palangka Raya Gelar Bimbingan Rohani Kristen, Angkat Peran Strategis Perempuan

Ia menilai, keterampilan ini membuat perencanaan usaha menjadi lebih jelas dan terarah karena seluruh pemasukan dan pengeluaran dapat tercatat secara teratur.

“Banyak usaha kecil yang berhenti di tengah jalan karena tidak ada pencatatan. Pelatihan ini memberi kami cara untuk menjaga usaha tetap berjalan,” ungkapnya lagi.

Lebih jauh, Wawan melihat kegiatan PDPPM UPR ini sebagai angin segar bagi masyarakat Desa Henda yang ingin meningkatkan kapasitas diri. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut, sehingga masyarakat semakin kreatif dalam mengembangkan hasil pertanian setempat.

“Kami ingin terus belajar agar mandiri dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tengkulak. Pelatihan seperti ini memberikan keyakinan bagi kami untuk mencoba hal baru,” tandas Wawan. (Red/Adv)

+ posts