PALANGKA RAYA – Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Siti Nafsiah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi desa-desa yang masih terisolasi di sejumlah wilayah.
Ia menilai hal ini menjadi bukti bahwa pembangunan di Kalteng belum merata hingga ke pelosok.
“Masih ada desa di Kabupaten Katingan yang tidak memiliki akses jalan darat. Warga harus menggunakan perahu untuk beraktivitas, dan itu sangat berisiko jika cuaca buruk,” kata Nafsiah, Jumat (5/9/2025).
Menurutnya, ketertinggalan infrastruktur menghambat berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengelolaan potensi sumber daya alam.
Karena itu, ia menegaskan pembangunan jalan dan jembatan harus diprioritaskan.
“Infrastruktur dasar itu sangat penting. Kalau jalan sudah terbuka, maka listrik, layanan pendidikan, hingga kesehatan akan lebih mudah masuk,” ujarnya.
Nafsiah juga menilai program hiburan Betang Night yang digelar di Palangka Raya sebaiknya dievaluasi.
Meski bermanfaat bagi pelaku seni dan UMKM, ia menilai penggunaan anggaran lebih baik difokuskan untuk mempercepat pembangunan desa tertinggal.
“Bukan berarti kita menolak program tersebut, hanya saja harus ada skala prioritas. Pembangunan infrastruktur yang menyentuh masyarakat pelosok lebih mendesak,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah provinsi dan kabupaten dapat memperkuat koordinasi agar pembangunan berjalan lebih cepat dan merata.
“Kita ingin Kalteng tidak ada lagi desa yang terisolasi. Semua daerah harus terkoneksi,” tutupnya. (dam)