PALANGKA RAYA – Upaya memperluas literasi dan inklusi keuangan terus digencarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Tengah setelah hasil survei nasional menunjukkan peningkatan signifikan di tahun 2025.
Kepala OJK Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz, menyebutkan hasil survei nasional bersama BPS mencatat tingkat literasi keuangan sebesar 66,46 persen dan inklusi keuangan mencapai 80,51 persen.
“Dari sisi literasi, ada kenaikan sekitar 1 persen dari 65,43 persen menjadi 66,46 persen. Sementara inklusi keuangan meningkat signifikan, dari 75,02 persen menjadi 80,51 persen,” ucapnya pada Rabu (29/10/2025) sore.
Primandanu menjelaskan, capaian tersebut mencerminkan semakin luasnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, termasuk digital banking dan fintech.
Namun, ia mengingatkan bahwa angka nasional itu belum sepenuhnya menggambarkan kondisi daerah seperti Kalimantan Tengah.
“Untuk tingkat provinsi, termasuk Kalimantan Tengah, kami belum memiliki data spesifik dari survei. Tapi ke depan, kami akan upayakan agar sampling bisa lebih meng-cover kondisi daerah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, OJK Kalteng berkomitmen memperluas jangkauan edukasi hingga ke pelosok dengan menggandeng lembaga pendidikan, pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat.
Menurutnya, masyarakat di wilayah terpencil sering kali menghadapi keterbatasan informasi dan infrastruktur keuangan, sehingga pendekatan inklusif menjadi sangat penting.
“Kami ingin masyarakat di daerah juga merasakan manfaat dari peningkatan literasi dan inklusi,” tambahnya.
Primandanu berharap peningkatan literasi ini dapat mendorong perilaku keuangan yang lebih bijak, terutama dalam penggunaan produk keuangan digital yang semakin marak.
“Kami ingin masyarakat bisa mengambil keputusan keuangan yang bijak dan aman,” tandas Primandanu. (Red/Adv)


















