HEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYAPEMPROV KALIMANTAN TENGAH

Pesparani Kalteng Resmi Dibuka Menggema Nilai Iman Dan Kebudayaan Lokal

18
×

Pesparani Kalteng Resmi Dibuka Menggema Nilai Iman Dan Kebudayaan Lokal

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran saat membuka Pesparani I Kalteng.

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I Tingkat Provinsi Kalteng di Palangka Raya, Jumat (21/11/2025) malam.

Pembukaan tersebut menjadi momen penting bagi umat Katolik di Kalimantan Tengah, karena untuk pertama kalinya provinsi ini menggelar ajang Pesparani tingkat daerah dengan melibatkan peserta dari 11 kabupaten dan kota. Acara berlangsung penuh khidmat dan meriah diikuti pemimpin gereja, pemerintah daerah, panitia, serta seluruh kontingen.

Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Muliawan Margadana mengajak umat Katolik menjadikan Pesparani sebagai ruang pembinaan iman yang tumbuh dari budaya lokal, sekaligus memperkuat karakter generasi muda.

“Sebuah gerakan yang memupuk generasi muda Katolik Kalimantan Tengah agar semakin berakar pada iman, berbudaya mulia, mencintai tanah air, teguh dalam persaudaraan, dan mampu menjadi teladan harmoni di tengah keragaman masyarakat,” kata Muliawan, Jumat (21/11/2025).

Baca Juga  Eksistensi Bawang Dayak UPR 'Menggema' di KMI Expo 2025

Ia menguraikan, Kalimantan Tengah bukan hanya wilayah geografis, tetapi tanah yang hidup dalam batin masyarakat karena sarat nilai kearifan lokal. Menurutnya, nilai Belom Bahadat meneguhkan manusia agar hidup bermartabat, sementara Handep mengajarkan untuk berdiri bersama.

Selain itu, nilai Hinting Pali menjadi pengingat tentang batas moral yang harus dijaga demi harmoni, sedangkan Huma Betang memupuk semangat bahwa keberagaman adalah ruang tinggal bagi persaudaraan.

“Nilai-nilai itu bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari arsitektur etika masyarakat di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila dan telah menopang hidup ratusan tahun,” ucapnya.

Muliawan memastikan Pesparani berdiri di atas fondasi nilai tersebut dan memberi bukti bahwa iman Katolik mampu berakar kuat dalam kebudayaan Nusantara tanpa kehilangan identitasnya. Ia menilai, kondisi ini menjadi kekayaan penting yang harus terus dijaga.

“Di tengah derasnya arus modernitas dengan segala tantangan moral dan sosialnya, Pesparani hadir sebagai ruang penjernihan hati, tempat generasi muda ditempa dalam disiplin, kejujuran, kecintaan terhadap budaya, serta kepedulian kepada sesama,” tuturnya.

Baca Juga  Peluncuran Program AUTP 2025 Perkuat Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah

Menurutnya, nilai-nilai tersebut membuat semangat kasih tidak hanya menjadi wacana, tetapi hidup dalam tubuh umat, karena musik gerejani telah lama menjadi sarana membentuk kepekaan sosial dan spiritual.

“Untuk itulah, ketika paduan suara bergema nantinya di Pesparani Kalteng ini, kita tidak hanya mendengar nyanyian liturgi, tetapi juga mendengar denyut nadi Kalimantan Tengah yang mempersatukan budaya Dayak dengan cinta umat Katolik Indonesia,” imbuhnya.

Ia menambahkan, kehadiran para pemimpin daerah dalam pembukaan Pesparani Kalteng menjadi penegasan bahwa pembangunan tidak hanya berkutat pada fisik dan teknologi, tetapi juga karakter, budi pekerti, dan spiritualitas sebagai fondasi peradaban.

“Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah turut meneguhkan pentingnya pembangunan manusia seutuhnya, termasuk melalui kegiatan keagamaan yang sarat nilai persaudaraan,” tandas Muliawan. (Red/Adv)

Baca Juga  Pelatihan Keterampilan Pembuatan Roti Perkuat Kapasitas UMKM Palangka Raya
+ posts