MAGELANG – Produk Parfum Roll On EDP Atsiri karya mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) kembali mengharumkan nama daerah—secara harfiah maupun simbolik—pada rangkaian kegiatan KMI Expo 2025 di Universitas Tidar, Magelang.
Dengan memanfaatkan minyak atsiri dari tanaman lokal seperti serai wangi, kayu putih, dan gaharu, produk ini menegaskan bahwa Kalimantan Tengah memiliki sumber aromaterapi alami yang dapat bersaing di pasar nasional.
Pengembangan Parfum Roll On EDP Atsiri tidak hanya berorientasi pada aroma yang memikat, tetapi juga pada manfaat kesehatan. Kombinasi tanaman lokal yang digunakan dalam formulanya dikenal secara tradisional membantu pernapasan, meredakan stres, dan memberikan efek relaksasi. Inilah yang membuat produk tersebut mendapat banyak apresiasi dari pengunjung pameran.
Sejumlah pengunjung menilai parfum roll on UPR memiliki karakter aroma yang unik dan berbeda dari produk komersial yang banyak beredar. Selain itu, penggunaan minyak atsiri lokal dinilai sebagai langkah cerdas dalam memaksimalkan potensi hayati Kalimantan Tengah.
Kehadiran produk ini menunjukkan bahwa tanaman aromatik lokal bukan sekadar bagian dari budaya tradisional, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi ketika diolah dengan pendekatan kreatif dan teknologi tepat guna. Produk ini membuktikan bahwa mahasiswa UPR mampu menggali potensi lokal secara inovatif.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UPR, Wijanarka, S.T., M.T., menilai pengembangan produk aromaterapi berbasis tanaman lokal merupakan langkah strategis yang dapat memperkuat identitas daerah dalam industri kreatif. “Minyak atsiri Kalimantan Tengah memiliki profil aroma yang kuat dan khas. Selama ini kita mengenalnya sebagai tanaman obat keluarga. Mahasiswa berhasil menerjemahkan itu menjadi produk modern yang bernilai jual tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, inovasi parfum roll on tersebut menjadi contoh bagaimana kreativitas mahasiswa dapat meningkatkan nilai tambah bahan alam tanpa menghilangkan esensi lokalnya. “Ketika aroma daerah kita dikemas dalam bentuk parfum yang elegan, itu artinya mahasiswa telah berhasil membawa identitas lokal ke tingkat yang lebih tinggi. Ini bukan sekadar produk, tetapi representasi budaya yang diberi bentuk baru,” ungkapnya.
Wijanarka juga menegaskan bahwa sektor aromaterapi berbasis bahan lokal memiliki peluang besar untuk memasuki pasar luar daerah karena karakter aroma yang unik menjadi keunggulan kompetitif. Produk seperti parfum roll on UPR disebutnya mampu menjadi ikon baru inovasi Kalimantan Tengah.
“Dengan konsistensi menjaga kualitas dan keberlanjutan bahan baku, produk ini dapat menjadi wajah baru Kalimantan Tengah dalam industri aromaterapi nasional,” tandasnya. (Red/Adv)


















