PALANGKARAYA – Tim mahasiswa dari Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan sebuah terobosan inovatif dalam menangani tumpahan minyak di perairan dengan mengembangkan spons superhidrofobik dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Di bawah bimbingan Ibu Meiyanti Ratna Kumalasari, mereka berhasil mengubah limbah industri kelapa sawit menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi masalah pencemaran minyak di perairan.
Latar belakang penelitian ini bermula dari meningkatnya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi yang berdampak pada risiko kebocoran dan tumpahan minyak di lautan.
Tumpahan minyak bumi merupakan ancaman serius bagi lingkungan perairan, karena dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, mencemari sumber air, dan mengancam kehidupan biota laut.
Spons superhidrofobik ini terbuat dari lignin yang diperoleh dari TKKS, yang kemudian dimodifikasi melalui metode impregnasi.
Lignin merupakan biomolekul yang kaya akan gugus fungsi aromatik, hidroksil, metoksi, dan sulfonat, sehingga memiliki potensi besar sebagai material superhidrofobik.
Proses fabrikasi spons ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pembuatan lignin termodifikasi, pembuatan spons superhidrofobik, hingga pengujian kemampuan adsorpsi dan daur ulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spons superhidrofobik dari limbah TKKS memiliki kemampuan adsorpsi yang tinggi dan efisiensi pemisahan minyak yang sangat baik.
Dalam pengujian, spons ini mampu menyerap berbagai jenis minyak dan pelarut organik dengan kapasitas adsorpsi yang signifikan, serta dapat didaur ulang dengan tetap mempertahankan performa yang optimal.
Hal ini menjadikan spons superhidrofobik sebagai solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam menangani tumpahan minyak di perairan.
Pembimbing Tim, Meiyanti Ratna Kumalasari menyampaikan, keberhasilan ini adalah bukti bahwa dengan bimbingan yang tepat dan semangat yang tinggi, mahasiswa bisa menciptakan inovasi yang berdampak besar bagi masyarakat.
“Prestasi ini tidak hanya mengangkat nama UPR, tetapi juga menginspirasi pengembangan teknologi ramah lingkungan lainnya yang memanfaatkan limbah industri. Semoga inovasi ini menjadi langkah awal menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan,” kata Meiyanti, Rabu (24/7/2024).
Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan lanjutnya lagi, mahasiswa UPR telah menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi agen perubahan yang nyata.
Dirinya berharap, prestasi ini dapat terus mendorong penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan di masa mendatang.
Kreativitas dan kerja keras mereka mengantarkan proyek ini lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE).
Tim ini terdiri dari lima mahasiswa kimia UPR yakni, Yuni Nainggolan sebagai ketua, bersama anggota Jesika Nababan, Wenika Simbolon, Anastasya Isaura, dan Hana Togatorop.
Sementara itu, Ketua Tim Yuni Nainggolan menambahkan bahwa pihaknya sangat bangga dengan pencapaian ini. Dengan memanfaatkan limbah TKKS, tidak hanya membantu mengatasi masalah pencemaran minyak, tetapi juga mengurangi limbah padat dari industri kelapa sawit.
“Selain manfaat lingkungan, inovasi ini juga menunjukkan potensi besar dalam pengelolaan limbah industri dengan cara yang kreatif dan bermanfaat,” kata Yuni Nainggolan.
Pihaknya berharap, spons superhidrofobik ini dapat diproduksi secara massal dan digunakan secara luas untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan perairan. (Jurka)