KUALA KAPUAS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar edukasi keuangan syariah bertajuk “Berbagi Edukasi Keuangan dan Kajian Lewat Obrolan Keuangan Syariah” di Kabupaten Kapuas, Kamis (13/03/2025). Kegiatan ini menyasar pelajar, santri, serta penyandang disabilitas, bertujuan meningkatkan pemahaman keuangan syariah dan mencegah masyarakat terjebak dalam jebakan keuangan ilegal yang kian marak.
Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Drs. Septedy, M.Si, perwakilan OJK, PT BPD Kalimantan Tengah Cabang Kuala Kapuas, PT Pegadaian Syariah Cabang Kayu Tangi, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Kapuas.
Kepala Bagian Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Andrianto Suhada, menyampaikan bahwa berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan syariah mencapai 39,11%, sedangkan inklusi keuangan hanya 12,88%.
“Gap sebesar 26,23% ini menunjukkan pemahaman dan pemanfaatan produk keuangan syariah masih rendah. Oleh karena itu, kami terus mendorong edukasi agar masyarakat lebih memahami dan memanfaatkan produk keuangan yang aman dan sesuai prinsip syariah,” ungkap Andrianto.
Ia juga mengingatkan peserta agar berhati-hati terhadap fenomena FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinions) yang kerap memicu keputusan finansial impulsif.
“Kami imbau adik-adik pelajar, santri, serta pelaku UMKM agar bijak mengelola keuangan, jangan sampai terjebak investasi bodong, pinjaman online ilegal, atau judi online yang kini semakin marak,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas, Drs. Septedy, M.Si, memberikan apresiasi atas sinergi OJK dengan lembaga jasa keuangan dalam mengedukasi masyarakat.
“Saya berharap sinergi ini terus berlanjut agar ekonomi daerah semakin kuat dan masyarakat lebih cerdas mengelola keuangan,” ujarnya.
Sesi edukasi menghadirkan tiga narasumber: OJK membahas peran pengawasan keuangan dan inklusi keuangan, PT Bank Kalteng menjelaskan pengelolaan keuangan bagi pelajar, serta PT Pegadaian memberikan wawasan solusi keuangan berbasis syariah.
Melalui diskusi interaktif, peserta antusias bertanya tentang pengelolaan uang saku, investasi yang aman, hingga cara mengenali ciri penipuan berkedok investasi.
“Kami ingin semua peserta pulang dengan pemahaman lebih baik tentang keuangan syariah dan mampu mengelola keuangan secara bijak agar terhindar dari jebakan keuangan ilegal,” tandas Andrianto. (Red/Adv)