banner 468x60
EKONOMI & BISNISHEADLINENASIONAL

OJK Dorong Perbankan Daerah dan Syariah untuk Perkuat Ekonomi Nasional

banner 468x60

SURAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong penguatan peran perbankan daerah dan perbankan syariah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif serta berkelanjutan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan hal ini dalam Dialog Bersama Industri Perbankan di wilayah Solo Raya yang berlangsung di Kantor OJK Solo, Jumat (21/3/2025).

“Kami menekankan pentingnya perbankan daerah untuk lebih aktif dalam mendukung perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan begitu, perkembangan perbankan dapat berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi,” ujar Dian.

banner 300x600

Ia menambahkan, forum ini menjadi wadah strategis untuk berdiskusi mengenai tantangan dan peluang industri perbankan daerah. Menurutnya, perbankan daerah harus terus meningkatkan kinerja dan kontribusinya dalam mendorong perekonomian masing-masing wilayah. “Kami berharap sinergi antara Bank Indonesia, OJK, serta lembaga terkait lainnya dapat semakin diperkuat,” katanya.

Dian menjelaskan bahwa OJK memiliki peran dalam pengembangan ekonomi daerah sesuai mandat undang-undang. Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah penerbitan Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah 2024-2027 serta Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR BPRS 2024-2027.

Baca Juga  Antisipasi Inflasi Pascalebaran, Pemkot Palangka Raya Gelar Operasi Pasar Murah

Dalam Pertemuan Industri Tahunan Jasa Keuangan 2025, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan pada tahun 2025 berada di kisaran 9-11 persen. Hal ini sejalan dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) di level 6-8 persen. “Proyeksi ini mencerminkan prospek positif pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun masih dibayangi ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik,” ungkapnya.

Data OJK mencatat industri perbankan nasional dalam kondisi stabil. Per Januari 2025, aset Bank Umum tumbuh 6,34 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp12.410,7 triliun. Pertumbuhan kredit juga mencapai dua digit sebesar 10,27 persen yoy menjadi Rp7.782,2 triliun, sementara DPK meningkat 5,51 persen yoy menjadi Rp8.879,3 triliun.

Di sektor perbankan syariah, kinerja juga menunjukkan tren positif. Hingga Januari 2025, total aset tumbuh 9,17 persen yoy menjadi Rp948,2 triliun dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp639,1 triliun, tumbuh 9,77 persen yoy, sedangkan DPK meningkat 9,85 persen yoy menjadi Rp737,4 triliun.

Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga menunjukkan stabilitas. Fungsi intermediasi tetap terjaga dengan kredit atau pembiayaan tumbuh 5,41 persen yoy menjadi Rp166,4 triliun. DPK di sektor ini juga meningkat 8,70 persen yoy menjadi Rp166,5 triliun per Desember 2024.

Baca Juga  Fairid Naparin Terima Kunjungan DPRD Barito Timur, Bahas Efisiensi Anggaran dan Pelayanan Publik

“Kondisi di wilayah Solo Raya pun mencerminkan tren serupa. Total aset perbankan di Solo Raya naik 2,29 persen yoy menjadi Rp119,53 triliun. Meski terjadi kontraksi penyaluran kredit sebesar -2,64 persen yoy menjadi Rp103,6 triliun, namun penghimpunan DPK tetap bertumbuh 3,1 persen yoy menjadi Rp97,8 triliun. Ini menunjukkan masih ada ruang pemulihan untuk pembiayaan di tengah kondisi likuiditas yang ketat,” tandas Dian. (Red/OJK).

+ posts
banner 300250
banner 468x60
Exit mobile version