HEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYA

Pembangunan Water Front City Flamboyan Bawah Diarahkan Jadi Ikon Sosial Budaya

17
×

Pembangunan Water Front City Flamboyan Bawah Diarahkan Jadi Ikon Sosial Budaya

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Suasana Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City di Aula Rahan Pumpung Hapakat.

PALANGKARAYA – Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak secara resmi membuka Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City (WFC) kawasan Flamboyan Bawah. Kegiatan berlangsung di Aula Rahan Pumpung Hapakat, Kantor Bapperida Kota Palangka Raya.

Seminar ini menjadi tahap akhir dari rangkaian kajian yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Palangka Raya, yang telah melakukan riset mendalam tentang dampak sosial rencana pembangunan WFC tersebut.

Dalam sambutan yang dibacakan mewakili Wali Kota Palangka Raya, Arbert Tombak menegaskan bahwa pembangunan Water Front City tidak hanya menonjolkan infrastruktur dan estetika tata ruang, tetapi juga harus memperhatikan nilai sosial dan budaya masyarakat setempat.

“Dipilihnya kawasan Flamboyan Bawah karena memiliki nilai historis dan potensi besar untuk menjadi ikon kota berbasis sungai. Namun di sisi lain, wilayah ini juga menghadapi tantangan sosial yang cukup kompleks,” ucap Arbert, belum lama ini.

Baca Juga  Sekolah Rakyat Palangka Raya Terapkan Tiga Kurikulum Asrama untuk Bentuk Karakter Siswa

Ia menjelaskan bahwa tantangan yang dimaksud mencakup masalah permukiman, perubahan mata pencaharian warga, hingga dampak relokasi yang berpotensi mengubah struktur sosial masyarakat di kawasan tersebut.

“Oleh sebab itu, kajian aspek sosial ini sangat penting sebagai landasan perencanaan agar pembangunan dapat berjalan secara inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arbert mengharapkan hasil kajian tersebut dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat tanpa mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal.

Seminar yang digelar kali ini diikuti oleh perwakilan dari 27 instansi, meliputi perangkat daerah, camat, lurah, tokoh adat, serta tim akademisi dari Universitas PGRI Palangka Raya.

Baca Juga  DPRD Kalteng Siap Kawal Penyusunan APBD 2026 agar Tepat Sasaran

Para peserta terlibat aktif dalam sesi diskusi yang membahas strategi penerapan konsep Water Front City agar tidak sekadar menjadi proyek fisik, tetapi mampu memperkuat karakter sosial budaya Kota Palangka Raya.

“Melalui sinergi ini, kami berharap WFC Flamboyan Bawah benar-benar mencerminkan wajah kota yang berbudaya, berwawasan lingkungan, dan menyejahterakan,” tandas Arbert. (Red/Adv)

+ posts