PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo menegaskan bahwa pembangunan sektor pendidikan menjadi pondasi utama dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, kata dia, terus mendorong pendidikan yang inklusif dan merata hingga ke wilayah pedalaman, selaras dengan nilai budaya Belom Bahadat.
Pernyataan tersebut disampaikan saat mendampingi Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin dalam kunjungan kerja ke Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
yang digelar di Gedung Auditorium Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Kamis (27/11/2025).
Dalam sambutan tertulis Gubernur yang dibacakannya, Edy menyebutkan bahwa arah kebijakan pendidikan daerah juga mengacu pada ASTA CITA Presiden, yang menekankan pemerataan pembangunan dari desa sebagai titik awal peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Pemerintah daerah berkomitmen menghadirkan layanan pendidikan yang adil dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Kami ingin memastikan tidak ada anak daerah yang kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan hanya karena keterbatasan jarak maupun ekonomi,” ujarnya.
Ia menegaskan, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan daerah.
Karena itu, selain kemampuan akademik, sikap, etika, dan karakter menjadi aspek penting yang harus terus dibangun.
“Bermimpilah besar dan terus tingkatkan kompetensi, namun tetap junjung tinggi adab. Jauhi narkoba, pergaulan bebas, judi online, dan pengaruh negatif lainnya yang dapat merusak masa depan,” pesannya kepada mahasiswa.
Sementara itu, Menteri P2MI Mukhtarudin mengapresiasi kesiapan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya dalam mencetak tenaga kesehatan profesional yang siap bersaing di pasar kerja internasional.
Ia menyebut sektor kesehatan menjadi salah satu bidang yang sangat dibutuhkan di berbagai negara.
“Kesempatan kerja di luar negeri terbuka luas bagi tenaga kesehatan Indonesia. Namun, kesiapan mental, keterampilan, dan penguasaan bahasa menjadi kunci utama dalam menghadapi persaingan global,” kata Mukhtarudin.
Ia menambahkan, link and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan dunia kerja harus terus diperkuat agar lulusan benar-benar siap pakai dan mampu beradaptasi dengan tuntutan internasional.
Mukhtarudin juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi sebagai peluang emas untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global melalui peningkatan kualitas generasi muda.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan kementerian terkait, diharapkan lahir generasi profesional dari Kalimantan Tengah yang tidak hanya unggul secara kompetensi, tetapi juga berkarakter dan beretika. (red/adv)



















