PALANGKA RAYA – Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah kembali menjadi forum penting untuk memotret arah perekonomian nasional dan menguatkan sinergi kebijakan antarinstansi. Agenda berlangsung di aula kantor perwakilan dan dihadiri jajaran Forkopimda, instansi vertikal, OPD, akademisi, pelaku industri, serta media.
Seluruh peserta mengikuti pemaparan asesmen ekonomi dan arah kebijakan Bank Indonesia di tengah dinamika global dan domestik. Kegiatan yang digelar Jumat (28/11/2025) malam kemarin menjadi ruang konsolidasi sekaligus refleksi stabilitas ekonomi daerah.
Tema besar PTBI 2025 “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan” menjadi dasar penguatan kolaborasi lintas sektor. Bank Indonesia menegaskan bahwa stabilitas makroekonomi tetap menjadi fondasi penting untuk transformasi menuju Indonesia Emas 2045.
Acara diawali dengan pemutaran pidato Presiden Prabowo Subianto yang disaksikan secara hybrid oleh seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia. Presiden menekankan pentingnya memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih.
Usai pemutaran pidato presiden, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Ardian Pangestu menyampaikan paparan mendalam mengenai perkembangan ekonomi daerah dan prospeknya. Ia menjelaskan bahwa perekonomian Kalimantan Tengah tetap menunjukkan ketahanan positif meski berada dalam tekanan eksternal.
Berbagai indikator ekonomi utama, menurut Ardian, masih berada pada level yang terjaga dan mencerminkan stabilitas daerah. Ia menegaskan perlunya memperkuat struktur ekonomi jangka panjang agar Kalimantan Tengah mampu menghadapi potensi volatilitas global.
“Kolaborasi lintas sektor di Kalimantan Tengah menjadi elemen kunci untuk memaksimalkan peluang pertumbuhan ekonomi, terutama terkait sektor unggulan dan daya saing daerah,” ujar Ardian, Jumat (28/11/2025).
Ardian menambahkan bahwa momentum stabilitas makro harus digunakan untuk mempercepat penguatan fondasi ekonomi inklusif serta pemerataan manfaat pembangunan. “Penyesuaian kebijakan yang terkoordinasi tetap menjadi prasyarat agar Kalimantan Tengah mampu menjaga ketahanan ekonomi dan bersaing di tengah tantangan dunia yang dinamis,” ujarnya lagi.
Pada sesi keynote, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo menyampaikan enam instruksi strategis untuk menjaga ketahanan ekonomi daerah, yaitu hilirisasi sektor unggulan, peningkatan ketahanan pangan, penguatan TPID, percepatan ETPD, penguatan pariwisata, serta pemberdayaan UMKM.
“Hilirisasi sektor unggulan tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkuat rantai pasok daerah,” ucapnya. Ia menilai hilirisasi sebagai pilar penting dalam mendorong diversifikasi ekonomi bagi provinsi yang didominasi sektor sumber daya alam.
Ia juga menegaskan pentingnya ketahanan pangan sebagai faktor krusial menjaga stabilitas harga dan kualitas hidup masyarakat. “Selain itu, peningkatan ketahanan pangan disebut sangat krusial untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung kualitas hidup masyarakat, terutama saat risiko perubahan iklim semakin nyata,” ucapnya lagi.
Melalui PTBI 2025, Bank Indonesia Kalimantan Tengah juga memberikan apresiasi kepada para mitra strategis yang dinilai berkontribusi besar sepanjang tahun 2025. Penghargaan tersebut mencerminkan pentingnya peran kolaborasi untuk menjaga stabilitas dan akselerasi transformasi ekonomi daerah.
“Sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan Bank Indonesia akan memastikan Kalimantan Tengah mampu memperkuat fondasi ekonominya sekaligus mempercepat transformasi yang inklusif dan berkelanjutan di tengah berbagai tantangan,” tandas Edy. (Red/Adv)


















