PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat separuh lebih pekerja di provinsi ini masih beraktivitas di sektor informal. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2025, sebanyak 710,91 ribu orang atau 50,15 persen penduduk bekerja di kegiatan informal.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyebut angka tersebut meningkat 0,81 persen poin dibandingkan Agustus 2024.
“Kenaikan ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk masih bertumpu pada pekerjaan nonformal yang bersifat fleksibel dan berisiko tinggi,” ujarnya, Rabu (05/11/2025).
Sebaliknya, jumlah pekerja di sektor formal tercatat 706,78 ribu orang atau 49,85 persen dari total penduduk bekerja.
Agnes menjelaskan, pekerjaan informal mencakup mereka yang berusaha sendiri, dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas, maupun pekerja keluarga yang tidak dibayar.
“Sebagian besar dari mereka bekerja di bidang perdagangan kecil, pertanian, dan jasa layanan,” ungkapnya.
Sementara itu, status pekerjaan paling dominan adalah buruh, karyawan, atau pegawai, yang mencapai 45,84 persen dari seluruh tenaga kerja.
“Buruh atau pegawai tetap menjadi tulang punggung sektor formal, meski proporsinya sedikit menurun dibanding tahun lalu,” jelas Agnes.
Menurutnya, pergeseran pola ini menggambarkan bahwa masyarakat masih mengandalkan fleksibilitas pekerjaan informal sebagai pilihan ekonomi yang cepat diakses.
Meski demikian, BPS menilai sektor informal tetap berperan penting sebagai penyangga ekonomi daerah.
“Pekerjaan informal menjadi penyerap tenaga kerja besar, terutama bagi masyarakat dengan pendidikan menengah ke bawah,” terangnya.
Agnes menambahkan bahwa penguatan keterampilan dan akses perlindungan sosial bagi pekerja informal menjadi tantangan penting ke depan.
“Harapannya, ke depan, transisi ke pekerjaan formal bisa berlangsung lebih inklusif dan berkelanjutan,” tandas Agnes. (Red/Adv)


















