PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DISDALDUKKBP3APM) menggelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) di Aula Peteng Karuhei II Kantor Wali Kota Palangka Raya, baru-baru ini.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Plt Asisten Administrasi Umum Setda Kota Palangka Raya, Jayani, yang mewakili Wali Kota Palangka Raya. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan tanggung jawab moral dan kebijakan pembangunan daerah.
“Anak adalah generasi penerus bangsa. Mereka bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi subjek utama pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, pemenuhan hak anak dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan harus menjadi prioritas kita bersama,” ujar Jayani.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 17 guru pondok pesantren dan 83 guru sekolah minggu dari berbagai gereja di Kota Palangka Raya. Para peserta mendapatkan pembekalan mengenai prinsip-prinsip dasar perlindungan anak seperti non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup serta perkembangan, dan penghargaan terhadap pendapat anak.
Jayani juga memaparkan data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Palangka Raya berdasarkan catatan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak.
Pada 2023 tercatat 15 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 26 kasus terhadap anak. Tahun 2024 meningkat menjadi 29 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 49 kasus terhadap anak. Sedangkan hingga Oktober 2025, terdapat 11 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 22 kasus terhadap anak.
“Data ini menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam sistem perlindungan anak dan perempuan yang perlu kita tangani secara menyeluruh dan kolaboratif,” tambahnya.
Jayani mengajak seluruh peserta untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam pencegahan kekerasan melalui edukasi, pelaporan cepat, dan pemberdayaan keluarga serta masyarakat.
“Mari bekerja dengan hati, berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak-anak kita. Karena masa depan bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana kita memperlakukan mereka hari ini,” tandas Jayani. (Red/Adv)


















