PULANG PISAU – Pertanian Balur Apung merupakan implementasi sistem pertanian yang menggunakan rakit terapung sebagai media untuk menanam tanaman.
Konsep ini memanfaatkan lahan tergenang atau daerah aliran sungai yang biasanya tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian konvensional karena risiko banjir.
Dengan menggunakan sistem ini, rakit-rakit dapat diatur sedemikian rupa sehingga tetap mengapung di permukaan air, memungkinkan tanaman untuk tumbuh di atasnya.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) BIMA UPR, Neny Kurniawati, M.Si menyampaikan bahwa Hal ini mendorong Tim Dosen Universitas Palangka Raya (UPR) dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat di lingkungan daerah aliran sungai.
“Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dimulai tanggal 1 Juni-18 November 2024 dimulai dengan pembuatan balur apung pertanian sampai dengan evaluasi sistem pertanian yang diterapkan,” kata Neny belum lama ini.
Neny menambahkan, tanaman yang ditanam adalah cabai, tomat dan terong untuk pertanian sayur. Balur Apung yang dikembangkan dengan memanfaatkan jerigen bekas yang dirakit dengan kerangka kayu yang tahan terhadap air.
Dalam pembuatannya ukuran yang digunakan dalam 1(satu) balur apung adalah 1,5×4 meter yang dapat menampung 100 polybag dengan ukuran 35×35 cm.
“Pertanian balur apung menawarkan beberapa keunggulan, diantaranya mudah dalam perawatan dan dapat menjadi solusi keterbatasan lahan di daerah aliran sungai untuk pertanian,” bebernya menambahkan.
Hal ini ujarnya menambahkan dapat membantu mengatasi masalah minimnya lahan pertanian yang produktif akibat banjir, yang seringkali menjadi kendala di daerah-daerah yang rawan banjir.
Dengan menggunakan teknologi ini, petani dapat tetap melakukan kegiatan pertanian meskipun lahan mereka tergenang, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan lokal.
Selain itu, teknologi balur apung juga dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan air dari aliran Sungai dan nutrisi tanaman, karena rakit-rakit tersebut dapat dirancang untuk memanfaatkan sumber daya secara optimal.
Neny Kurniawati menyampaikan terima kasih kepada kelompok tani yang telah membantu dalam membuat balur apung dan mengangkat bersama-sama ke sungai.
Harapannya program ini dapat bermanfaat dan banyak menginspirasi masyarakat sekitar untuk bertani di wilayah aliran sungai menggunakan balur apung.
Implementasi pertanian balur apung diharapkan dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat Desa Tanjung Sangalang dengan menciptakan lahan pertanian pada daerah aliran sungai dan meningkatkan produksi tanaman pangan.
Selain itu, sistem pertanian ini juga diharapkan dapat menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa di wilayah aliran sungai.
Dengan demikian, pertanian balur apung di Desa Tanjung Sangalang tidak hanya akan memberikan solusi terhadap minimnya lahan pertanian dan kerentanan terhadap banjir, tetapi juga dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi pembangunan pertanian dan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.
Disisi lain, Ketua Kelompok Tani, Atie menyampaikan kegiatan ini sangat bagus untuk dikembangkan, bahkan belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh kelompok tani.
“Sebelumnya kondisi daerah sungai tidak pernah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertanian. Bahkan kadang tidak terawat hingga terkesan kumuh,” beber Atie.
Selain menambah penghasilan masyarakat diharapkan dapat mempercantik kawasan aliran sungai dengan pertanian balur apung.
Untuk diketahui, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) BIMA Universitas Palangka Raya dengan Nomor 0667/E5/AL.04/2024 yang diketuai Neny Kurniawati, M.Si. dan beranggotakan Samsul Arifin, M.Si. dan Odi Andanu, M.T.
Dibantu oleh mahasiswa Darnius Harefa, Nur Hidayat, Walman Lumban Raja, Daniel M. Garang, Masitoh Sarah melaksanakan kegiatan pelatihan sistem pertanian balur apung.
Kolaborasi ini terdiri dari Prodi Fisika FMIPA UPR dengan Prodi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian UPR.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2024 pada Kelompok Tani Sangalang Hapakat Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau.
Tahapan yang dilaksanakan adalah pembuatan balur apung, penyemaian bibit tanaman, pemindahan tanaman pada polybag, pembuatan pupuk organik dan pembuatan alat sistem penyiraman otormatis.(YN)