HEADLINEHIBURANLIFE STYLEPARIWISATA

Menyusuri Kedamaian di Ujung Pandaran, Sepotong Surga di Selatan Kalimantan

×

Menyusuri Kedamaian di Ujung Pandaran, Sepotong Surga di Selatan Kalimantan

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist. : Suasan dan gambaran keindahan alam di pesisir Pantai Ujung Pandaran yang  terletak di di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. (Foto Istimewa)

TELUK SAMPIT, Ujung Pandaran – Angin laut membelai lembut wajah siapa saja yang datang, menyambut dengan keheningan yang sarat makna. Di ujung selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, tersembunyi sebuah destinasi yang seolah merawat waktu agar tetap berjalan perlahan—Pantai Ujung Pandaran. Terletak di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, tempat ini menjadi pelarian sempurna bagi siapa pun yang ingin menepi dari hiruk-pikuk rutinitas.

Hamparan pasir putihnya menyambut langkah kaki dengan kehangatan alami. Tak perlu alas kaki, sebab butiran halusnya seperti memijat pelan setiap pijakan. Di sepanjang garis pantai, kayu-kayu besar berserakan dalam diam, seolah sedang beristirahat setelah dibawa ombak dari lautan jauh. Mereka bukan sekadar potongan kayu, tetapi saksi bisu dari dialog panjang antara laut dan daratan.

Menjelang senja, Ujung Pandaran menghadirkan pesona magisnya. Matahari tidak hanya tenggelam, tapi seakan larut dalam peluk samudera, meninggalkan semburat jingga dan emas di langit barat. Momen itu bukan sekadar pemandangan, melainkan pengalaman batin. Sunset di sini serupa meditasi visual bagi jiwa yang lelah mencari ketenangan.

Namun, daya pikat Ujung Pandaran tak berhenti di keindahan alamnya. Setiap tahun, tepat pada tanggal 10 Syawal, pantai ini menjelma menjadi panggung ritual yang sarat nilai spiritual: Simah Laut. Para nelayan bergotong royong membersihkan pantai, lalu melarung sesaji ke tengah laut sebagai bentuk rasa syukur dan doa perlindungan sebelum melaut.

Baca Juga  Gubernur Kalteng Tinjau Tanjung Puting, Dorong Penguatan Fasilitas Wisata Kelas Dunia

Tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan perwujudan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Sebuah kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun dan terus dijaga dengan penuh kesadaran.

Ujung Pandaran adalah lebih dari sekadar destinasi wisata. Ia adalah ruang perenungan, di mana budaya dan alam saling menyapa dalam harmoni. Di sini, laut bukan hanya panorama, tetapi guru yang bijak—yang mengajarkan bahwa dalam diam, ada kedalaman makna yang tak terucap. (*)

+ posts