EKONOMI & BISNISHEADLINE

BI Kalteng Beberkan Tantangan Ekonomi 2025 dan Dorong Pertanian Sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional

×

BI Kalteng Beberkan Tantangan Ekonomi 2025 dan Dorong Pertanian Sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Sebarkan artikel ini

PALANGKA RAYA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (KPwBI Kalteng) menyelenggarakan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 di Aula Pertemuan Lantai 4 Gedung BI Kalteng, belum lama ini. Kegiatan yang mengusung tema “Batang Gawi, Bersama Pertanian Kalteng Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional” ini menyoroti proyeksi ekonomi daerah dan strategi menghadapi dinamika global.

Kepala Perwakilan BI Kalteng, Yuliansah Andrias, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa perekonomian nasional tahun 2025 diprediksi masih akan bergantung pada kekuatan konsumsi rumah tangga dan dukungan kebijakan fiskal pemerintah. Namun, tantangan eksternal seperti kebijakan tarif dari Amerika Serikat disebut berpotensi memberikan tekanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Tengah.

“Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada 2025 diperkirakan melambat, terutama akibat penurunan ekspor dan perlambatan di sektor konstruksi,” ucap Yuliansah dalam kegiatan diseminasi tersebut, belum lama ini.

Ia juga memaparkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalteng tahun 2025 diperkirakan akan mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan permintaan emas sebagai aset lindung nilai akibat ketidakpastian global, namun inflasi dipastikan masih dalam rentang target nasional sebesar 2,5 ± 1 persen.

Baca Juga  Penataan Drainase Jalan Seth Adji Dipercepat lewat Pembongkaran Bangunan

Yuliansah menekankan bahwa tekanan inflasi dapat diredam melalui penguatan ketersediaan bahan pangan serta keberlanjutan program peningkatan produksi komoditas strategis. Ia menilai sektor pertanian harus mendapat perhatian serius sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan di daerah.

Selain sektor pertanian, Yuliansah juga menyoroti pentingnya pengembangan industri hilir sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Kalimantan Tengah. Pengolahan Crude Palm Oil (CPO) serta pembangunan Kawasan Industri (KI) menjadi langkah strategis yang menurutnya memerlukan sinergi antarsektor.

“Agar sektor ini tumbuh optimal, perlu penguatan iklim investasi, penyempurnaan regulasi, dan pembangunan infrastruktur pendukung,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22–23 April 2025 yang mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility di 5,00 persen, dan Lending Facility di 6,50 persen. Kebijakan ini, ujarnya, tetap diarahkan untuk menjaga inflasi dan nilai tukar di tengah gejolak ekonomi global.

Sebagai bentuk dukungan terhadap sektor prioritas seperti UMKM dan pertanian, BI juga memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial sejak 1 April 2025. Di sisi lain, perluasan digitalisasi sistem pembayaran terus didorong guna memperkuat pemulihan ekonomi dan memperluas inklusi keuangan di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

Baca Juga  Gubernur Agustiar Sabran Resmikan Groundbreaking Dapur MBG Pertama di Kalimantan Tengah

Kegiatan diseminasi ini turut dihadiri oleh Gubernur Kalteng melalui Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sri Widanarni, yang secara resmi membuka acara dan menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank Indonesia dalam memberikan arah kebijakan ekonomi yang responsif terhadap tantangan daerah maupun global.

“Sinergi seperti ini sangat penting agar Kalimantan Tengah mampu bertahan dan terus tumbuh di tengah tantangan zaman,” tandas Yuliansah. (Red/Adv)

+ posts