PALANGKARAYA – Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Subandi, menegaskan pentingnya pendekatan edukatif sebagai upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurutnya, menyentuh kesadaran masyarakat secara langsung jauh lebih efektif daripada sekadar menegakkan aturan secara represif.
Dalam menghadapi ancaman karhutla, edukasi dianggap sebagai langkah teknis yang paling memungkinkan diterapkan secara luas dan berkelanjutan. Apalagi sebagian masyarakat masih membuka lahan dengan cara pembakaran, yang berisiko tinggi menimbulkan bencana.
“Langkah teknis di lapangan seperti edukasi masyarakat juga merupakan kunci utama. Begitupun sosialisasi tentang bahaya karhutla dan larangan membakar lahan perlu dilakukan secara rutin dan menyeluruh,” ujar Subandi baru-baru ini.
Ia menyarankan agar setiap RT dan RW dilibatkan dalam menyebarkan informasi bahaya karhutla. Pendekatan yang lebih humanis, katanya, mampu mengubah perilaku masyarakat secara perlahan namun efektif.
Menurutnya, penggunaan media sosial juga bisa dimaksimalkan untuk menyebarluaskan informasi. Selain itu, keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat bisa menjadi faktor kunci dalam menyampaikan pesan dengan pendekatan kultural.
Tak hanya itu, Subandi juga mengimbau agar setiap pemilik lahan lebih berhati-hati dalam bertindak. Ia meminta masyarakat tidak membakar lahan, sekalipun alasannya adalah untuk efisiensi biaya.
“Terlepas dari itu kami imbau masyarakat agar tidak lengah dan lebih berhati-hati dalam menghadapi musim kemarau. Berperan aktif dalam pencegahan karhutla. Terutama bagi pemilik lahan agar tidak membakar lahan saat kemarau,” tandas Subandi. (Red/Adv)
