PALANGKARAYA – Produksi jagung pipilan kering di Kalimantan Tengah pada 2025 diperkirakan mencapai 41,37 ribu ton. Angka tersebut merupakan hasil sementara berdasarkan pengamatan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga September 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyebutkan produksi tahun ini turun sekitar 3,27 ribu ton atau 7,33 persen dibandingkan capaian 2024. “Penurunan ini terjadi meski luas panen meningkat, yang artinya ada faktor produktivitas lahan yang perlu diperhatikan,” jelasnya, Senin (3/11/2025) kemarin.
Dari hasil survei KSA, puncak produksi terjadi pada bulan September dengan total 5,92 ribu ton, sedangkan puncak tahun sebelumnya ada di Februari dengan lebih dari 16 ribu ton. Pergeseran musim tanam dan panen ini, kata Agnes, memengaruhi capaian produksi tahunan.
“Produktivitas rata-rata menurun karena beberapa lahan mengalami fase vegetatif yang lebih panjang dan sebagian terdampak cuaca tidak menentu. Namun, tren penanaman di wilayah tengah dan selatan masih menunjukkan optimisme,” tambahnya.
Ia menjelaskan, perhitungan produksi dilakukan dengan mengalikan luas panen bersih dan hasil survei ubinan yang dilaksanakan tiap subround. “Kami memastikan semua pengolahan data berbasis web dengan validasi ketat agar hasilnya lebih akurat dan transparan,” ujar Agnes.
BPS juga menekankan bahwa metode KSA memungkinkan deteksi dini perubahan lahan jagung melalui citra satelit resolusi tinggi. Data tersebut menjadi dasar perencanaan sektor pertanian di tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Kami ingin data ini tak hanya berhenti di statistik, tapi benar-benar menjadi bahan evaluasi bagi program ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas jagung di Kalimantan Tengah,” tandas Agnes. (Red/Adv)


















