PALANGKARAYA – Upaya membangun ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan menjadi perhatian utama dalam Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam Tahun 2025 yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR), Sabtu (1/11/2025). Kegiatan ini digelar secara luring dan daring, menghadirkan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Seminar bertema “Pengelolaan Sumberdaya Alam Terintegrasi untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Energi, dan Kesejahteraan Masyarakat” tersebut memfokuskan diskusi pada tantangan pengelolaan sumber daya alam di tengah perubahan iklim, dinamika ekonomi, serta kebutuhan inovasi yang semakin kompleks.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama UPR, Dr. Natalina Asi, M.A, menegaskan bahwa dunia akademik harus tampil sebagai motor penggerak dalam merumuskan solusi ilmiah yang komprehensif.
“Perguruan tinggi harus mampu berperan aktif dalam menciptakan inovasi yang menjawab persoalan pangan dan energi, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya melimpah seperti Kalimantan Tengah,” ujarnya. Sabtu (1/11/2025)
Ia menambahkan bahwa pendekatan riset yang kolaboratif dan multidisipliner merupakan kunci untuk memastikan pemanfaatan sumber daya alam berjalan selaras dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Menurutnya, peluang pengembangan riset di Kalimantan Tengah terbuka luas, terutama dengan kekayaan biodiversitas dan sumber energi terbarukan yang belum dikelola secara optimal.
Kegiatan ilmiah ini menghadirkan dua pembicara utama tingkat internasional, yakni Prof. Khairul Adha, Ph.D dari University of Malaysia Sarawak dan Misita Anwar, Ph.D dari Monash University, Australia. Selain itu, turut hadir tiga pembicara undangan dari UPR yang mengulas pendekatan teknologi, sosial, dan ekonomi dalam implementasi pengelolaan sumber daya alam.
Para narasumber menyampaikan pandangan yang menegaskan pentingnya penyelarasan kebijakan pengelolaan alam dengan strategi pembangunan berkelanjutan, terutama untuk menjawab tantangan pertumbuhan populasi dan kebutuhan energi masa depan.
Ketua Panitia, Fengky F. Adji, S.P., M.P., Ph.D, menjelaskan bahwa seminar ini dirancang sebagai ruang temu bagi para peneliti dan mahasiswa yang membawa gagasan segar dan progresif.
“Melalui forum ini, kami ingin mempertemukan para peneliti dan praktisi agar hasil penelitian tidak berhenti di ruang akademik, tetapi bisa diterapkan di lapangan,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen memperluas ruang kolaborasi yang memungkinkan hasil riset menjadi landasan kebijakan maupun inovasi praktis yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di sektor pangan dan energi.
Selain sesi seminar, rangkaian kegiatan turut diramaikan lomba poster, fotografi, dan videografi yang diikuti peserta dari berbagai universitas di Indonesia. Ajang ini menjadi wadah generasi muda mengekspresikan kepedulian mereka terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.
Menurut Dr. Ir. Untung Darung, M.P., selaku Koordinator Seksi Publikasi, kegiatan kreatif tersebut menunjukkan meningkatnya kesadaran pelajar dan mahasiswa terhadap tantangan pengelolaan sumber daya alam di masa depan.
“Lewat karya kreatif, mahasiswa bisa menyampaikan pesan keberlanjutan yang kuat,” ujarnya.
Seminar juga menampilkan pameran UMKM lokal serta pertunjukan seni budaya dari Lembaga Perempuan Dayak Kalimantan Tengah. Kehadiran unsur budaya dan ekonomi lokal ini menambah warna sekaligus menegaskan bahwa isu keberlanjutan mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat.
Keterlibatan UMKM menjadi wujud nyata bahwa penguatan sektor ekonomi lokal dapat berjalan beriringan dengan upaya menjaga lingkungan. Melalui pameran tersebut, peserta mendapatkan gambaran tentang potensi produk lokal yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat sekaligus kelestarian lingkungan.
Dekan Fakultas Pertanian UPR, Dr. Ir. Wilson, M.Si, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis ke-62 Universitas Palangka Raya. Ia menegaskan bahwa semangat akademik yang dihadirkan dalam forum ilmiah ini menjadi momentum memperkuat kontribusi UPR terhadap pembangunan Kalimantan Tengah.
“Momentum ini memperkuat komitmen UPR untuk berperan sebagai motor penggerak riset dan inovasi dalam pembangunan Kalimantan Tengah,”
“Melalui kolaborasi lintas sektor, perguruan tinggi dapat menjadi penghubung antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga ketahanan pangan dan kesejahteraan dapat dicapai secara berkelanjutan,” tandas Wilson. (Red/Adv)


















