JAKARTA – Sektor perbankan di Kalimantan mencatat lonjakan signifikan pada tahun 2024. Dengan kehadiran empat Bank Pembangunan Daerah, 53 Bank Perekonomian Rakyat, dan tiga Bank Perekonomian Rakyat Syariah, pertumbuhan sektor ini kian mengukuhkan perannya dalam perekonomian regional.
“Pada tahun 2024, total aset Bank Pembangunan Daerah di Kalimantan mencapai Rp121,36 triliun, meningkat 6,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang terus diperkuat,” ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Parjiman, dalam kegiatan Media Update dan Sosialisasi IASC bersama insan pers se-Kalimantan, Selasa (25/2/2025), di Wisma Mulia, Jakarta.
Parjiman tidak sendirian dalam menyampaikan capaian sektor perbankan Kalimantan. Turut hadir Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz, Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo, serta Kepala OJK Provinsi Kalimantan Barat, Rochma Hidayati. Hadir pula Deputi Direktur Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Misyar Bonowisanto. Sosialisasi IASC disampaikan oleh Analis Eksekutif Senior Kelompok Spesialis Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Fajaruddin.
Peningkatan sektor perbankan juga tercermin dari naiknya dana pihak ketiga yang mencapai Rp84,49 triliun, tumbuh 4,15 persen secara tahunan. Selain itu, kredit yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan meningkat 5,88 persen menjadi Rp62,85 triliun. Tren ini mengindikasikan kepercayaan tinggi dari masyarakat dan dunia usaha terhadap stabilitas sektor keuangan di Kalimantan.
Meski ekspansi kredit terus berjalan, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross tetap terjaga di bawah ambang batas lima persen. Hal ini menunjukkan kemampuan bank-bank di Kalimantan dalam mengelola risiko kredit secara efektif, yang menjadi kunci dalam menjaga stabilitas sistem perbankan di wilayah tersebut.
“Likuiditas perbankan di Kalimantan juga berada dalam kondisi sehat, dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Current Account Savings Account (CASA) berkisar antara 65 hingga 80 persen. Rasio ini menandakan keseimbangan yang baik antara penghimpunan dana dan penyaluran kredit,” jelas Parjiman.
Dengan tren pertumbuhan yang positif di berbagai indikator kinerja, sektor perbankan di Kalimantan diyakini akan terus berkontribusi dalam mendukung perekonomian regional. Keberlanjutan perkembangan ini menjadi sinyal kuat bagi stabilitas dan ekspansi bisnis di wilayah tersebut. (Red/OJK)