PALANGKA RAYA – Ketergantungan warga Kelurahan Bereng, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, terhadap hasil penyadapan karet masih sangat tinggi.
Namun, kondisi harga karet yang fluktuatif dan hasil panen yang kerap dipengaruhi cuaca membuat perekonomian masyarakat setempat belum stabil.
Aspirasi ini disampaikan Anggota DPRD Kalimantan Tengah dari Daerah Pemilihan (Dapil) V, Helmi, dalam rapat penyampaian usulan masyarakat Kapuas dan Pulang Pisau.
“Warga menyampaikan bahwa penghasilan dari penyadapan karet sering tidak menentu. Mereka mengharapkan adanya solusi alternatif, misalnya melalui pengembangan sektor pertanian yang lebih menjanjikan,” ungkap Helmi, Senin (6/10/2025).
Menurut Helmi, dengan adanya perda yang memperbolehkan pembakaran lahan secara terbatas dan terkendali, peluang bagi warga untuk mengembangkan pertanian semakin terbuka.
Langkah ini diharapkan mampu menjadi jalan keluar untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Selain masalah ekonomi, warga juga menyoroti persoalan lingkungan, terutama abrasi sungai yang kian mengkhawatirkan. Beberapa rumah penduduk di tepi sungai bahkan sudah terdampak hingga ambruk.
“Warga sangat berharap pemerintah turun tangan segera, karena abrasi bisa terus meluas dan mengancam permukiman,” ujarnya.
Sementara itu, pengelolaan bank sampah yang sebelumnya diinisiasi masyarakat juga mengalami penurunan aktivitas.
Helmi menegaskan, aspirasi warga tersebut menggambarkan bahwa mereka membutuhkan dukungan nyata dari pemerintah daerah agar inisiatif yang baik tidak berhenti di tengah jalan.
“Semua aspirasi yang disampaikan masyarakat Bereng mencerminkan kebutuhan mendasar mereka. Tugas kami adalah menyuarakan agar pemerintah memberikan perhatian serius, baik di bidang ekonomi, lingkungan, maupun pembangunan,” pungkasnya. (dam)
