HEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYA

Literasi Buku Jadi Solusi Inklusif Era Digital

×

Literasi Buku Jadi Solusi Inklusif Era Digital

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Pj Sekda Kota Palangka Raya, Arbert Tombak

PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan diminta untuk mengembangkan program literasi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang belum tersentuh teknologi digital.

Arbert Tombak selaku Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya menegaskan, keberadaan buku masih sangat penting sebagai sumber informasi, terlebih bagi warga yang belum memiliki perangkat digital. “Masih ada saudara-saudara kita, khususnya anak-anak, yang belum memiliki fasilitas tersebut. Maka jawabannya adalah buku. Buku tetap relevan sebagai sumber informasi dan pengetahuan,” ujarnya, belum lama ini.

Ia menambahkan, buku harus menjadi jembatan yang menjangkau kelompok yang tertinggal dari akses informasi berbasis internet.

Menurut Arbert, perpustakaan sebagai pusat literasi perlu memperluas layanan dan membangun pendekatan yang inklusif, agar mampu menjawab tantangan kesenjangan digital.

Baca Juga  Wali Kota Soroti Truk Odol Ganggu Jalan Protokol

Salah satu bentuk implementasi dari upaya tersebut adalah program perpustakaan keliling yang kini digencarkan oleh Dispursip Kota Palangka Raya. Program ini dinilai efektif menjangkau anak-anak di wilayah yang sulit sinyal atau tidak memiliki perangkat android.

“Program perpustakaan keliling sudah berjalan, dan ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemkot dalam menyediakan akses literasi yang merata. Anak-anak di wilayah pelosok, bahkan di bantaran sungai, harus bisa merasakan manfaat dari layanan ini,” tegasnya.

Ia berharap ke depannya cakupan wilayah layanan keliling ini diperluas, serta disertai peningkatan kualitas buku bacaan yang diberikan.

Selain itu, Arbert juga mengingatkan pentingnya kerja sama antarinstansi dan komunitas lokal dalam menumbuhkan budaya membaca di masyarakat.

Baca Juga  Restocking Ikan di Danau Bangamat Dukung Ekosistem Perairan

Menurutnya, membangun kebiasaan membaca perlu kolaborasi dan strategi yang disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat.

“Kita ingin memastikan tidak ada satu pun anak-anak di Kota Palangka Raya yang tertinggal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Buku adalah fondasi, dan kita punya tanggung jawab moral untuk menjadikan literasi sebagai hak semua orang,” tandas Arbert. (Red/Adv)

+ posts